Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Senin, 09 Mei 2011

Mewujudkan Masyarakat Berbasis Anti Narkoba

OPINI | 23 November 2010 | 07:08 219 0 Nihil

Oleh: Ziaulhaq

Pada dasarnya, narkoba bukan hanya musuh perorangan—seperti pihak kepolisian—tetapi narkoba juga merupakan musuh semua masyarakat tanpa dibedakan agama, suku dan bangsa sebab narkoba tidak hanya dapat menghancurkan masa depan perorangan, tetapi—lebih dari pada itu—akan mengancam masa depan bangsa. Sejatinya, narkoba harus dilawan oleh siapapun dan kapanpun sebab tanpa adanya upaya yang sungguh maka penghentian peredaran narkoba tidak akan membuahkan hasil yang diharapakan sebab belum terciptanya sebuah kondisi yang benar-benar mewujudkan masyarakat bebas narkoba.

Upaya perlawanan terhadap narkoba ini sebenarnya telah dilakukan dengan berbagai upaya, tetapi tetap saja belum membuahkan hasil yang memuaskan. Kenyataan ini tentu saja menunjukkan ada yang “salah” dalam upaya yang telah kita lakukan selama ini sehingga perkembangan narkoba justeru semakin hari meningkat. Tampaknya, tidak ada upaya yang paling logis dilakukan dalam melawan narkoba, kecuali dengan melakukan rekayasa masyarakat berbasis anti narkoba, yang diharapkan mampu benar-benar menciptakan iklim menumbuhkan sikap total anti narkoba.

Untuk itu, pentinglah mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba sebagai wujud membendung dan sekaligus solusi terhadap perkembangan narkoba sebab tanpa adanya upaya yang sungguh mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba maka narkoba akan tetap saja “hidup” di tengah masyarakat. Tulisan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan signifikansi masyarakat berbasis anti narkoba dalam upaya mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba.

Rekayasa Masyarakat Berbasis Anti Narkoba

Masyarakat berbasis anti narkoba adalah masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap bahaya narkoba dan memiliki kepedulian terhadap korban narkoba. Kedua hal ini penting sebagai basis masyarakat anti narkoba sebab kesadaran terhadap bahaya narkoba akan lahirkan sikap yang tidak pernah kompromi dengan narkoba. Hal ini penting sebagai dasar utama dalam mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba sebab tanpa adanya sikap yang total melawan narkoba maka akan tetap saja ada peluang-peluang yang memuluskan peredaran narkoba tersebut.

Sedangkan kepedulian terhadap korban narkoba juga sebagai wujud lain dari perlawan dan sekaligus upaya penyelamatan korban narkoba sebab narkoba tidak hanya membunuh masyarakat, tetapi juga menghancurkan negara. Karena memang pengguna narkoba adalah korban maka upaya yang sungguh adalah memberikan kepedulian—paling tidak—dapat meminimisasi jumlah korban narkoba yang lebih mengkhawatirkan dan sekaligus juga memberikan masa depan baru, yang mungkin saja telah sirna akibat pengaruh negatif narkoba.

Secara jamak tidak diragukan, semua masyarakat mengetahui dampak negatif narkoba, tetapi komitmen untuk melawan narkoba hampir tidak membuahkan hasil yang maksimal. Bahkan, sebagian kecil mayarakat justeru menggantungkan hidupnya dari narkoba tersebut. Kenyataan ini terjadi disebabkan belum terbangunnya masyarakat berbasis anti narkoba maka rapuhlah kesadaran akan bahaya narkoba dan menganggap narkoba hanya persoalan elitis tertentu menjadi penyebab utama kenapa narkoba tetap terus berkembang, walaupun masyarakat menyadari bahaya narkoba.

Pada dasarnya, semua manusia yang normal—termasuk juga pengedar dan korban narkoba—tidak menginginkan dirinya ataupun keluarganya dalam jeratan narkoba. Jika demikian, tentunya peredaran narkoba di tengah masyarakat hanya dapat ditanggulangi apabila benar-benar ada kesadaran total terhadap implikasi negatif narkoba dan sekaligus menganggap narkoba merupakan ancaman bagi masa depan kehidupan yang harus dimusnahkan sebab memberinya peluang sama hal kita telah menyiapkan diri, keluarga dan masyarakat dalam pengaruh narkoba yang hanya akan mendatangkan kerusakan bagi kehidupan.

Upaya pembentukan masyarakat berbasis anti narkoba ini hanya dapat dilakukan apabila ada upaya persuasif yang dapat benar-benar menggugah pandangan masyarakat terhadap narkoba sebagai musuh kolektif sebab menyelamatkan diri dan keluarga sama halnya kita telah menyelamatkan masyarakat lainnya. Sebaliknya, membiarkan nyawa orang lain hilang karena narkoba, sama halnya kita telah menghilangkan nyawa seluruh masyarakat. Jika kesadaran ini dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di tengah masyarakat maka dapat dipastikan masyarakat akan memiliki pandangan sama terhadap narkoba sebagai musuh yang harus dilenyapkan dalam kehidupan.

Kesadaran ini juga harus didukung secara koperatif semua pihak, terutama para penegakan hukum untuk bersikap tegas terhadap pengedar narkoba. Karena memang pengedar narkoba jauh lebih berbahaya dibanding korban narkoba sebab korban narkoba—sebagaimana yang telah disebutkan—hanya merupakan korban dari narkoba itu sendiri dan hanya berkonsekuensi pada diri korban itu sendiri. Sedangkan pengedar narkoba tidak hanya dapat mengorban satu atau dua orang, tetapi juga ratuan hingga ribuan orang. Untuk itu, tidak terlalu berlebihan kalau pengedar narkoba ini dapat dianalogikan sama dengan teroris yang tidak hanya merugikan perorangan, tetapi dapat membinasakan seluruh masyarakat.

Secara teknis mewujudkan mayarakat berbasis anti narkoba harus dimulai dari upaya formal melalui sekolah di tingkat anak usia sekolah dengan memasukkan semangat anti narkoba sebagai bagian dari orientasi sekolah. Upaya ini dimaksudkan untuk memperkokoh kesadaran anti narkoba di usia sekolah, hal ini penting sebab usia sekolah merupakan usia yang paling rentan terhadap pengaruh narkoba maka menjadikan anti narkoba sebagai bagian orientasi sekolah dapat melahirkan kesadaran dini terhadap bahaya narkoba dan ini diharapkan berdampak positif bagi perkembangan selanjutnya.

Selain upaya formal maka upaya non formal juga harus tetap dilakukan melalui berbagai kegiatan—sebagaimana yang umumnya dilakukan—seperti penyuluhan, bimbingan, seminar dan sejenisnya tentang bahaya narkoba. Upaya non formal ini bertujuan untuk menegaskan kembali apa yang telah dilakukan pada upaya formal dengan tetap menjadikan narkoba sebagai objek haram yang harus dijauhi. Dalam kaitan ini, dapat dipastikan upaya rekayasa masyarakat berbasis anti narkoba ini semakin menunjukkan upaya yang maksimal apabila upaya formal dan non formal ini benar-benar dapat diaktualisasikan dalam semua aktifitas, terutama yang berkaitan dengan anak usia sekolah.

Intinya semua aktifitas pada anak usia sekolah semaksimalnya didesain, baik yang berkaitan dengan sosial ataupun keagamaan haruslah tetap dalam konteks menumbuhkan kesadaran akan dampak negatif narkoba. Upaya yang total ini merupakan kunci utama melawan segala bentuk peredaran bahaya narkoba. Karena tanpa adanya upaya yang total dari semua pihak narkoba tetap tidak akan terkalahkan—sebagaimana—selama ini yang kita saksikan setiap hari angka korban narkoba semakin tinggi dan peredarannya pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Itu semua terjadi disebabkan tidak adanya upaya yang total dari semua pihak—termasuk juga penegak hukum—makanya narkoba tidak pernah terkalahkan.

Sedangkan pada level masyarakat umum—sebagaimana anak usia sekolah—juga harus diciptakan semua kondisi aktifitas, baik ranah sosial ataupun keagamaan harus memberikan pesan yang tegas terhadap kejahatan narkoba yang harus dihindari. Pada level masyarakat ini juga harus ditunjukkan bukti konkrit bahaya narkoba yang setiap saat mengintai masa depan anak, hal ini dimaksudkan supaya masyarakat menjadi lebih mawas diri—paling tidak—pada diri dan keluarganya. Karena tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya yang terjebak dalam lingkaran setan narkoba maka upaya ini diharapkan mampu menumbuhkan komitmen masyarakat untuk menghindari dan menjaga keluarga dari narkoba.

Untuk itu, dapat dibayangkan kalau seandainya semua masyarakat—terutama orang tua—berusaha untuk mengawal keluarganya masing-masing supaya jangan terpengaruh dengan perkembangan narkoba maka dapat pula dipastikan akan lahirlah masyarakat baru, masyarakat yang anti narkoba. Untuk mensukseskan proyeksi masyarakat berbasis anti narkoba ini tentunya harus terbangun kerjasama semua pihak, terutama pemerintah, LSM dan masyarakat sebagai pihak yang paling terdepan untuk mensosialisasikan pentingnya perlawanan terhadap narkoba. Karena memang persoalan narkoba ini bukan hanya persoalan bagi keluarga korban narkoba, tetapi lebih dari pada itu merupakan bencana nasional.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditegaskan bahwa tidak ada upaya yang paling tepat untuk menghindarkan pengaruh negatif narkoba, selain dari pada upaya yang total sebab tanpa ini—hampir dapat dikatakan—upaya yang kita lakukan selama ini tidak benar-benar menciptakan masyarakat yang bebas narkoba. Jika demikian, mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba merupakan hal yang paling penting dari perwujudan perlawan dari segala bentuk kejahatan narkoba dengan menumbuhkan kesadaran bahaya narkoba dan keprihatinan terhadap korban narkoba yang harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga menuju kehidupan berbangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar