Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Senin, 09 Mei 2011

DISCUTION OF DRGUS



Apakah Anda pernah membaca tentang hasil penelitian Komnas Anak tahun 2008? 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan lagi. Terus akhir-akhir ini juga dibeberapa majalah dimuat mengenai tulisan tentang fenomena seks di usia remaja. Yang paling mengerikan adalah fakta bahwa ada remaja SMP yang mengaku melakukan hubungan seks di rumahnya sendiri di ruang televisi. Belum lagi, membaca artikel di majalah lain mengenai prostitusi di kalangan siswi remaja, ternyata hal itu dibuktikan benar pula dari penelitian yang dilakukan majalah tersebut.

Entah karena kurang perhatian orang tua, sekolah yang kurang dapat mengontrol hal ini atau memang karena tuntutan kemajuan jaman yang memaksa remaja melakukan hal ini? Entahlah. Remaja memang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Tugas utamanya adalah pembentukan identitas atau konsep diri, dan membentuknya dengan baik memang tidak mudah. Masalah-masalah remaja seperti ini, sering timbul karena konsep diri remaja juga yang bermasalah. Mengijinkan dirinya melakukan hal ini, merusak diri sendiri karena ia menilai dirinya secara kurang tepat.

Saat ini, sulit menemukan figur yang tepat untuk dijadikan model alias contoh bagi remaja untuk bertindak sebaiknya ia seperti apa. Hal ini, tampaknya dapat membuat remaja buntu mau harus bergerak di mana. Apalagi, informasi remaja juga sangat terbatas atas masalah ini. Dan sedihnya lagi, batasan yang kaku tanpa memberikan penjelasan, membuat remaja yang RASA INGIN TAHUNYA BESAR, malah ingin coba-coba, jadinya SALAH JUGA!

Beberapa kondisi remaja yang pernah penulis lihat, mungkin pula dapat memberikan gambaran remaja kita, ada yang menyedihkan ada dan ada pula yang mengharukan. Di pinggiran Jakarta Barat, Dumpit, masalah seks dengan melegalkannya menjadi pernikahan dini atas dasar masalah ekonomi yang mendesak, tampaknya sudah biasa. Orang tua di sini malah yang membiarkan anaknya menikah dini agar perekonomian orang tua membaik. Apa remaja ada pilihan?

Di sisi yang lain, di bagian Jakarta Barat yang lain, di daerah elitnya, remaja-remaja berkumpul untuk membahas bahwa pacaran sebaiknya tidak dilakukan dahulu, terkait dengan nilai-nilai budaya dan agama. Guru-guru yang memfasilitasi untuk pembahasan ini. Jangankan bicara mengenai seks secara vulgar, pacaran saja tidak boleh. Baik yah guru-gurunya, tapi apa itu cukup?

Ada pula, remaja yang khusus dibawa orang tuanya dari luar negeri untuk dikonsultasikan ke profesional, orang tua mulai prihatin karena anaknya pernah pulang hingga larut malam dengan ‘cipok’ sana-sini di lehernya. Usut punya usut, orang tua memang tidak pernah punya waktu dengan anaknya. Jadinya kaget deh, bingung.

Meski dianggap penting, pendidikan seks bagi remaja belum terlalu banyak dilakukan ternyata. Jarang ada guru yang kreatif yang bisa memfasilitasi hal ini, tapi ada koq seperti di atas, meski masih perlu dibenahi. Nah, mengharapkan dari guru saja, sebagai orang tua juga tampaknya tidak tepat. Sumber utama remaja bisa mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai seks (hal-hal yang berhubungan dengan jenis kelamin sampai dengan hubungan seksual) hanyalah bisa didapat secara tepat dari orang tua atau keluarga. Akan tetapi, biasanya orang tua atau keluarga sendiri yang risih membahasnya. Untungnya banyak buku-buku yang jadi pedoman untuk membahas masalah ini. Jadi bukan alasan untuk sulit melakukannya. Mungkin masalahnya, ada waktu tidak ya untuk membahasnya?

Akan tetapi yang paling penting sebagai remaja, tampaknya perlu untuk lebih MAU MENGAMBIL SIKAP DAN MENJADI ASERTIF (berani berkata ‘tidak'), bekal yang tampaknya akan dapat menjawab tantangan apapun agar tidak tergerus oleh jaman. PUNYA KONSEP DIRI YANG BAIK ITU MEMANG TIDAK MUDAH. AKAN TETAPI, SETIDAKNYA REMAJA TIDAK PERLU MERUSAK DIRI SENDIRI. BUKTIKAN MENJADI YANG TERBAIK DENGAN PRESTASI, MASA DEPAN TETAP DITANGAN PARA REMAJA, HARAPAN BANGSA KITA… Sebagai orang yang sudah lebih tua sedikit, mendukung remaja untuk maju. Kalau remaja ingin konsul sewaktu-waktu, silakan saja :)

MACAM-MACAM NARKOBA DAN EFEKNYA

oleh REMAJA ANTI NARKOBA pada 07 Desember 2010 jam 8:12

Macam Narkoba : Ectasy, Inex, Blackheart

Inex, Ecstasy, Blackheart : Kancing, I, inex.Alladin, electric, gober, butterfly, dll.Cara pakai: Berbentuk pil/kapsul.Dikunyah, dikulum, ditelan dengan air mineral. Harganya sangat mahal sehingga hanya dipakai kelas menengah keatas, executive dll.

Habis pakai: rasanya gembira terus, maunya tertawa, hal2 yg tidak lucu saja membuat tertawa, energetik.Energik, mata sayu, muka pucat, berkeringat banyak, tidak bisa diam/over acting,tidak bisa tidur

Sakauw : rasanya gelisah dan tidak bergairah dan tidak energetik sehingga ingin mengkonsumsi lagi.

Akibat : Kalau dipakai terus menerus juga merusak organ2 tubuh dan juga merusak otak dan syaraf.Syaraf otak rusak, dehidrasi, liver rusak & berfungsi tdiak baik, tulang gigi keropos, jet lag, syaraf mata rusak, paras selalu ketakutan.

Macam Narkoba : Heroin & Opium

Heroin & Opium :sangat mahal, harganya jutaan, jarang dipakai remaja. Sakauw, Habis pakai dan akibatnya sama dengan Putauw.

Sakauw : Depresi berat, Rasa lelah berlebihan, Banyak tidur, Mimpi bertambah, Gugup, Ansietas/rasa gelisah, Perasaan curiga.Denyut jantung cepat, Gelisah, Euforia atau rasa gembira berlebihan, Rasa harga diri meningkat, Banyak bicara, Kewaspadaan meningkat, kejang-kejang, Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat, Berkeringat atau rasa dingin, Mual / muntah, Mudah berkelahi dan cepat tersinggung, Gangguan kejiwaan, subarachnoid/otak, Thromboemboli/penyumbatan pembuluh darah, Nystagmus, horisontal/mata bergerak tak terkendali, Distonia (kekakuan) otot leher.Aritmia jantung/gangguan irama jantung, Luka sampai sekat rongga hidung, Hilang nafsu makan, Anemia, berat badan turun

Intisari : Heroin alias heroisch diambil dari bahasa Jerman (hero). Tahun 70-an heroin menyerbu generasi muda dalam bentuk morfin. Heroin dihasilkan dari getah buah candu. Sekarang, generasi muda kembali diserbu godaan heroin, yang dalam pergaulan dikenal sebagai putauw. Bedanya putauw dihasilkan dari kristalisasi bahan-bahan kimia sintetis, bukan dari getah buah candu. Efeknya lebih dahsyat dan harganya lebih murah. Hal ini juga merupakan godaan berat yang nggak jarang mendorong remaja untuk coba-coba. Nggak ada pemakai yang bisa menghentikan sakauw kecuali dengan mengkonsumsi putau lebih banyak lagi. Begitu terus-menerus hingga pemakai tak punya pilihan lain dan tubuhnya tak mampu menerima lagi. Ketergantungan putauw jelas mimpi buruk. Seseorang bisa melakukan hal-hal nekat jika sakau menyerang. Dengan putauw kamu bisa gembira seketika. Tapi seiring waktu, tubuh terus mentuntut dosis yang lebih banyak. Apa risikonya? Kematian yang mengenaskan menugggu di depan mata. Kandungan aktif heroin : 20 persen, Heroin Hydrichloride: 20 persen, Monoacetyl Morphine: 35 persen, The baine: 15 persen, Papaverine: 10 persen, Noscapine: 5 persen

INFO NARKOBA

oleh REMAJA ANTI NARKOBA pada 13 Desember 2010 jam 18:10

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Depkes Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainya.

Semua istilah ini, baik “narkoba” atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

penyebaran Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

SEJARAH NARKOBA

oleh REMAJA ANTI NARKOBA pada 12 Desember 2010 jam 18:51

Sejarah Awal Narkoba

Kurang lebih th. 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya.

Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perangcandu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius).

Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"

Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer).

Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika.

Selain morphin & heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.

Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar 

INFO NARKOBA

oleh REMAJA ANTI NARKOBA pada 28 Desember 2010 jam 19:36

Narkoba (Narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya) adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupunn disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan dan prilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau psikologis. Resiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ penting lainnya seperti jantung, paru-paru dan hati.

Pengguna narkoba adalah seseorang yang benar-benar hanya menggunakan narkoba atau alkohol untuk sekedar bersenang-senang, berekreasi, bersantai, menghilangkan stres atau kecemasan, hanya menggunakan pada perayaan atau acara-acara khusus atau untuk liburan.

Alkohol (termasuk juga bir, arak maupun tuak) Putaw (Heroin), Shabu-shabu (Methamphetamine) dan Kokain adalah zat-zat yang sangat adiktif. Marijuana, Nipam, Ekstasi, LSD, Mushroom dan zat lainnya (Barbiturat, Amphetamine atau shabu, Hallusinogen), semua adalah narkoba yang dapat dengan mudah menarik seseorang untuk terjebak dalam adiksi atau kecanduan.

Penyalahguna Narkoba

Sebetulnya zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) yang berasal dari candu atau kokain, banyak digunakan untuk kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan pasien atau mengurangi rasa sakit Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka narkoba kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapat rasa nikmat.

Penyalahgunaan Narkoba adalah:

  • Pemakai yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter
  • Digunakan secara berkali-kali atau terus menerus Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik atau jasmani maupun psikologis

Bahaya Narkoba:

Penyalahgunaan narkoba menimbulkan perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman. Tetapi persaan enak ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Bila pengaruhnya habis, justru pemakai merasa sakit dan tidak nyaman. Akibatnya pemakai merasa perlu menggunakannya lagi. Ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada narkoba inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikoogis maupun sosial

Seorang penyalahguna memiliki masalah-masalah yang langsung berhubungan dengan narkoba dan alkohol dalam hidup mereka. Masalah-masalah tersebut dapat muncul dalam bentuk fisik, mental, emosional atau spiritual. Terkadang, penyalahguna dapat mengendalikan penggunaan narkoba atau alkohol, tetapi tidak seorangpun, baik kita ataupun si penyalahguna, yang tahu apakah hari ini si penyalahguna yang akan mengendalikan zat yang dipakainya itu, atau zat itu yang justru akan mengendalikan prilaku dan pikiran si penyalahguna sehingga timbul masalah.

Para penyalahguna secara terus menerus berjanji untuk berhenti, untuk lebih dapat mengendalikan narkoba dan alkohol di lain waktu. Tapi, setelah sehari, seminggu, dua bulan, setelah mereka membuktikan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka dapat berhenti atau mengendalikan penggunaan. Penyalahguna mulai memakainya lagi. Pola lama menyalahgunakan narkoba dan masalah-masalah muncul kembali. Kadang kala, penyalahguna seringkali melaju menjadi pecandu.

Kecanduan/Adiksi Narkoba

Adiksi adalah suatu penyakit, hasrat atau obsesi secara mental dan emosional, digabungkan dengan hasrat atau obsesi secara fisik pada sesuatu.

Sekali seorang menjadi pecandu, maka mereka seperti memiliki dua kepribadian yang terbelah dan berbeda

Pemulihan dari adiksi memakan waktu kurang lebih dua tahun. Pemulihan dari adiksi (selalu) merupakan proses empat kelopak mencakup pemulihan fisik, mental, emosional, dan spiritual

Proses 4 Kelopak:

Proses pemulihan dari adiksi terhadap narkoba yang sebenarnya seringkali berarti:

Sepenuhnya terbebas dari semua narkoba, termasuk obat-obatan resep. Bersamaan dengan itu si pecandu mulai meniti jalan menuju kehidupan yang lebih berkualitas, memuaskan, bermakna dan bernilai

Pemulihan umumnya juga menuntut sejenis program terapi, keagamaan, program bantu diri, program berbasis komunitas atau program 12 langkah untuk membantu proses pemulihan dan aftercare adalah bagian yang sangat penting

Program 12 langkah dan pertemuan-pertemuan Narcotics Anonymous (NA) sekarang ada di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Pontianak dan Bali.

Ada pertemuan terbuka setiap minggunya di kota-kota ini. NA memiliki informasi yang praktis tentang adiksi dan pecandu. NA juga menyediakan literatur dan buku-buku dengan subyek adiksi. Siapapun yang meminta dapat memperoleh informasi akurat ytntang adiksi dan dunia adiksi dari pecandu yang telah pulih yang menghadiri pertemuan-pertemuan NA.

12 Langkah NA

  1. Kita mengetahui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.
  2. Kita mengakui bahwa ada Kekuatan yang lebih Besar daripada diri kita sendiri yang mampu mengembalikan kita pada kewarasan.
  3. Kita membuat keputusan untuk mengalihkan niatan dan kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahamiNya.
  4. Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan tanpa rasa gentar.
  5. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri, serta kepada seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat kesalahan-kesalahan kita.
  6. Kita menjadi siap secara penuh agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita.
  7. Kita dengan rendah hati memintaNya untuk menyingkirkan kelemahan-kelemahan kita.
  8. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti, dan bersiap diri untuk menebusnya kepada mereka semua.
  9. Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain.
  10. Kita secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana kita bersalah segera mengakui kesalahan kita.
  11. Kita melakukan pencarian melalui doa dan mediatasi untuk memperbaiki kontrak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahamiNya, berdoa hanya untuk mengetahui niatanNya atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.
  12. Setelah memperoleh pencerahan spiritual sebagai akibat dari langkah-langkah ini, kita mencoba untuk membawa pesan ini kepada para pecandu lainnya, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua urusan keseharian kita.

Pecandu membutuhkan pertolongan profesional, khususnya bimbingan dari pecandu dalam pemulihan atau pecandu lainnya yang telah sembuh, apabila pertanyaannya adalah apa mereka benar-benar ingin membantu teman kita yang kecanduan, carilah bantuan rekan sebaya yang terlatih maupun profesional yang layak.

Detoksifikasi saja tidak akan membantu si pecandu pulih. Detoksifikasi hanya merupakan tahap pertama pemulihan. Kebanyakan dokter, psikater dan Rumah Sakit di Indonesia saat ini belum terlatih sehingga tidak menggunakan metode detoksifikasi yang layak (mahal dan Kurang ada gunanya).

Obat resep tetap adalah zat kimiawi yang dalam kadar tinggi dapat justru menjadi racun perusak hati, ginjal, syaraf otak dan lain-lain.

Sebaiknya semua pecandu melakukan tes darah menyeluruh dengan konseling sebelum menjalani proses detoksifikasi. Jika si pecandu dinyatakan positif hepatitis dan atau HIV/AIDS, detoksifikasi harus dilakukan dengan jumlah obat-obatan yang minim.



Mewujudkan Masyarakat Berbasis Anti Narkoba

OPINI | 23 November 2010 | 07:08 219 0 Nihil

Oleh: Ziaulhaq

Pada dasarnya, narkoba bukan hanya musuh perorangan—seperti pihak kepolisian—tetapi narkoba juga merupakan musuh semua masyarakat tanpa dibedakan agama, suku dan bangsa sebab narkoba tidak hanya dapat menghancurkan masa depan perorangan, tetapi—lebih dari pada itu—akan mengancam masa depan bangsa. Sejatinya, narkoba harus dilawan oleh siapapun dan kapanpun sebab tanpa adanya upaya yang sungguh maka penghentian peredaran narkoba tidak akan membuahkan hasil yang diharapakan sebab belum terciptanya sebuah kondisi yang benar-benar mewujudkan masyarakat bebas narkoba.

Upaya perlawanan terhadap narkoba ini sebenarnya telah dilakukan dengan berbagai upaya, tetapi tetap saja belum membuahkan hasil yang memuaskan. Kenyataan ini tentu saja menunjukkan ada yang “salah” dalam upaya yang telah kita lakukan selama ini sehingga perkembangan narkoba justeru semakin hari meningkat. Tampaknya, tidak ada upaya yang paling logis dilakukan dalam melawan narkoba, kecuali dengan melakukan rekayasa masyarakat berbasis anti narkoba, yang diharapkan mampu benar-benar menciptakan iklim menumbuhkan sikap total anti narkoba.

Untuk itu, pentinglah mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba sebagai wujud membendung dan sekaligus solusi terhadap perkembangan narkoba sebab tanpa adanya upaya yang sungguh mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba maka narkoba akan tetap saja “hidup” di tengah masyarakat. Tulisan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan signifikansi masyarakat berbasis anti narkoba dalam upaya mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba.

Rekayasa Masyarakat Berbasis Anti Narkoba

Masyarakat berbasis anti narkoba adalah masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap bahaya narkoba dan memiliki kepedulian terhadap korban narkoba. Kedua hal ini penting sebagai basis masyarakat anti narkoba sebab kesadaran terhadap bahaya narkoba akan lahirkan sikap yang tidak pernah kompromi dengan narkoba. Hal ini penting sebagai dasar utama dalam mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba sebab tanpa adanya sikap yang total melawan narkoba maka akan tetap saja ada peluang-peluang yang memuluskan peredaran narkoba tersebut.

Sedangkan kepedulian terhadap korban narkoba juga sebagai wujud lain dari perlawan dan sekaligus upaya penyelamatan korban narkoba sebab narkoba tidak hanya membunuh masyarakat, tetapi juga menghancurkan negara. Karena memang pengguna narkoba adalah korban maka upaya yang sungguh adalah memberikan kepedulian—paling tidak—dapat meminimisasi jumlah korban narkoba yang lebih mengkhawatirkan dan sekaligus juga memberikan masa depan baru, yang mungkin saja telah sirna akibat pengaruh negatif narkoba.

Secara jamak tidak diragukan, semua masyarakat mengetahui dampak negatif narkoba, tetapi komitmen untuk melawan narkoba hampir tidak membuahkan hasil yang maksimal. Bahkan, sebagian kecil mayarakat justeru menggantungkan hidupnya dari narkoba tersebut. Kenyataan ini terjadi disebabkan belum terbangunnya masyarakat berbasis anti narkoba maka rapuhlah kesadaran akan bahaya narkoba dan menganggap narkoba hanya persoalan elitis tertentu menjadi penyebab utama kenapa narkoba tetap terus berkembang, walaupun masyarakat menyadari bahaya narkoba.

Pada dasarnya, semua manusia yang normal—termasuk juga pengedar dan korban narkoba—tidak menginginkan dirinya ataupun keluarganya dalam jeratan narkoba. Jika demikian, tentunya peredaran narkoba di tengah masyarakat hanya dapat ditanggulangi apabila benar-benar ada kesadaran total terhadap implikasi negatif narkoba dan sekaligus menganggap narkoba merupakan ancaman bagi masa depan kehidupan yang harus dimusnahkan sebab memberinya peluang sama hal kita telah menyiapkan diri, keluarga dan masyarakat dalam pengaruh narkoba yang hanya akan mendatangkan kerusakan bagi kehidupan.

Upaya pembentukan masyarakat berbasis anti narkoba ini hanya dapat dilakukan apabila ada upaya persuasif yang dapat benar-benar menggugah pandangan masyarakat terhadap narkoba sebagai musuh kolektif sebab menyelamatkan diri dan keluarga sama halnya kita telah menyelamatkan masyarakat lainnya. Sebaliknya, membiarkan nyawa orang lain hilang karena narkoba, sama halnya kita telah menghilangkan nyawa seluruh masyarakat. Jika kesadaran ini dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di tengah masyarakat maka dapat dipastikan masyarakat akan memiliki pandangan sama terhadap narkoba sebagai musuh yang harus dilenyapkan dalam kehidupan.

Kesadaran ini juga harus didukung secara koperatif semua pihak, terutama para penegakan hukum untuk bersikap tegas terhadap pengedar narkoba. Karena memang pengedar narkoba jauh lebih berbahaya dibanding korban narkoba sebab korban narkoba—sebagaimana yang telah disebutkan—hanya merupakan korban dari narkoba itu sendiri dan hanya berkonsekuensi pada diri korban itu sendiri. Sedangkan pengedar narkoba tidak hanya dapat mengorban satu atau dua orang, tetapi juga ratuan hingga ribuan orang. Untuk itu, tidak terlalu berlebihan kalau pengedar narkoba ini dapat dianalogikan sama dengan teroris yang tidak hanya merugikan perorangan, tetapi dapat membinasakan seluruh masyarakat.

Secara teknis mewujudkan mayarakat berbasis anti narkoba harus dimulai dari upaya formal melalui sekolah di tingkat anak usia sekolah dengan memasukkan semangat anti narkoba sebagai bagian dari orientasi sekolah. Upaya ini dimaksudkan untuk memperkokoh kesadaran anti narkoba di usia sekolah, hal ini penting sebab usia sekolah merupakan usia yang paling rentan terhadap pengaruh narkoba maka menjadikan anti narkoba sebagai bagian orientasi sekolah dapat melahirkan kesadaran dini terhadap bahaya narkoba dan ini diharapkan berdampak positif bagi perkembangan selanjutnya.

Selain upaya formal maka upaya non formal juga harus tetap dilakukan melalui berbagai kegiatan—sebagaimana yang umumnya dilakukan—seperti penyuluhan, bimbingan, seminar dan sejenisnya tentang bahaya narkoba. Upaya non formal ini bertujuan untuk menegaskan kembali apa yang telah dilakukan pada upaya formal dengan tetap menjadikan narkoba sebagai objek haram yang harus dijauhi. Dalam kaitan ini, dapat dipastikan upaya rekayasa masyarakat berbasis anti narkoba ini semakin menunjukkan upaya yang maksimal apabila upaya formal dan non formal ini benar-benar dapat diaktualisasikan dalam semua aktifitas, terutama yang berkaitan dengan anak usia sekolah.

Intinya semua aktifitas pada anak usia sekolah semaksimalnya didesain, baik yang berkaitan dengan sosial ataupun keagamaan haruslah tetap dalam konteks menumbuhkan kesadaran akan dampak negatif narkoba. Upaya yang total ini merupakan kunci utama melawan segala bentuk peredaran bahaya narkoba. Karena tanpa adanya upaya yang total dari semua pihak narkoba tetap tidak akan terkalahkan—sebagaimana—selama ini yang kita saksikan setiap hari angka korban narkoba semakin tinggi dan peredarannya pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Itu semua terjadi disebabkan tidak adanya upaya yang total dari semua pihak—termasuk juga penegak hukum—makanya narkoba tidak pernah terkalahkan.

Sedangkan pada level masyarakat umum—sebagaimana anak usia sekolah—juga harus diciptakan semua kondisi aktifitas, baik ranah sosial ataupun keagamaan harus memberikan pesan yang tegas terhadap kejahatan narkoba yang harus dihindari. Pada level masyarakat ini juga harus ditunjukkan bukti konkrit bahaya narkoba yang setiap saat mengintai masa depan anak, hal ini dimaksudkan supaya masyarakat menjadi lebih mawas diri—paling tidak—pada diri dan keluarganya. Karena tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya yang terjebak dalam lingkaran setan narkoba maka upaya ini diharapkan mampu menumbuhkan komitmen masyarakat untuk menghindari dan menjaga keluarga dari narkoba.

Untuk itu, dapat dibayangkan kalau seandainya semua masyarakat—terutama orang tua—berusaha untuk mengawal keluarganya masing-masing supaya jangan terpengaruh dengan perkembangan narkoba maka dapat pula dipastikan akan lahirlah masyarakat baru, masyarakat yang anti narkoba. Untuk mensukseskan proyeksi masyarakat berbasis anti narkoba ini tentunya harus terbangun kerjasama semua pihak, terutama pemerintah, LSM dan masyarakat sebagai pihak yang paling terdepan untuk mensosialisasikan pentingnya perlawanan terhadap narkoba. Karena memang persoalan narkoba ini bukan hanya persoalan bagi keluarga korban narkoba, tetapi lebih dari pada itu merupakan bencana nasional.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditegaskan bahwa tidak ada upaya yang paling tepat untuk menghindarkan pengaruh negatif narkoba, selain dari pada upaya yang total sebab tanpa ini—hampir dapat dikatakan—upaya yang kita lakukan selama ini tidak benar-benar menciptakan masyarakat yang bebas narkoba. Jika demikian, mewujudkan masyarakat berbasis anti narkoba merupakan hal yang paling penting dari perwujudan perlawan dari segala bentuk kejahatan narkoba dengan menumbuhkan kesadaran bahaya narkoba dan keprihatinan terhadap korban narkoba yang harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga menuju kehidupan berbangsa

Senin, 14 Juni 2010

hae sobatttt

sobat......... !!!!!!! narkoba lagi narkoba lagi, tapi gapapa kan yang penting kita ga terjangkit rayuan narkoba. kita akan merasa bangga bila kita menjauh dari Narkoba. sebab narkoba merupakan pembunuh mematikan, dia tidak membunuh diri kita melainkan kesehatan dan masa depan kita. hancur hancur dan hancur jiwa raga kita andai kita menggunakan narkoba. so jangan engkau sesekali mencobanya walau hanya sedikit. peribahasa mengungkapkan "sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit" lagi pula tubuh kita menurut ajaran islam,walau sedikit barang haram di tubuh kita seluruh tubuh kita menjadi barang yang haram semua.